Selasa, 04 April 2023

KESABARAN SEORANG GURU

       Saya mempunyai seorang wali kelas bernama Devi Candravira s.pd. Biasanya orang memanggil beliau dengan panggilan Bu Devi. Bu Devi mengajar di sekolah SMP-N 3 Tewah, khususnya ia mengajar di kelas kami. Setiap pagi beliau berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor.

        Beliau tinggal di jalan tugu kecematan Tewah. Beliau memiliki dua orang anak, satu putra dan satu putri. Putra nya bernama Restu dan putri nya bernama Yetri. Restu duduk di bangku kelas 4 SD, dan Yetri duduk di bangku kelas 3 SMA.Bu Devi memiliki karakter yang mudah marah jika anak murid nya tidak pernah mendengar perkataannya. Pada suatu hari, setelah kelas sebelah sudah menyelesaikan tugas mereka menjadi petugas upacara, giliran kami yang akan bertugas. Ibu Devi sudah memilih siapa-siapa yang akan menjadi petugas saat upacara terutama untuk kelas 9C.

 

    Saat itu Bu Devi marah karena Gio tidak melaksanakan tugasnya ia berteriak dengan nada yang tinggi. Ia menyuruh Gio teman kami untuk menjadi pemimpin upacara,

 

tapi Gio menolak nya dan berkata "aku nggak mau bu,aku nggak bisa jadi pemimpin upacara".

 

Seketika Bu Devi marah kepada Gio  dan berkata "Gio…jika kamu tidak melaksanakan tugas mu ibu akan menghukum mu.


     Gio tetap menolak apa yang diperintahkan Bu devi,

 

Gio berkata sekali lagi  "aku nggak mau Bu, Noven saja yang menggantikan aku" ucap Gio. Dan Bu Devi menyuruh Noven untuk menggantikan Gio,

 

kata Noven sambil marah-marah "Aku nggak mau Bu,aku nggak bisa".

 

         Lalu Linda berkata kepada Noven "Ayo Noven, kamu saja yang menggantikan Gio, jika kamu tidak mau kita semua akan di hukum".

 

        Mendengar hal itu Noven tidak menjawab satu patah kata pun, dan Bu Devi mulai kesal karena kelamaan menunggu Noven untuk menjadi pengganti pemimpin upacara.

 

        Seketika Bu Devi marah kepada kami semua  "Kalau kalian tidak bisa di atur dan tidak mau menuruti perintah ibu untuk latihan hari ini,atur diri kalian sendiri.

 

Jika saat upacara nanti apa yang kalian latih sekarang tidak bagus,ibu akan menghukum kalian semua". Kata Bu Devi sambil pergi meninggalkan lokasi latihan upacara".

 

        "Jangan….Bu" pinta Putri memohon kepada Bu Devi sambil matanya berkaca-kaca, tangannya memegang tangan Bu Devi. Bu Devi awalnya tidak mau kembali ke lapangan upacara.


    Beliau duduk di kursi di depan selasar kantor. Wajahnya murung sedih melihat perilaku kami yang tidak mau latihan persiapan upacara. Tatapan beliau kosong, seperti kami tidak punya masa depan lagi.

     Kami seluruh siswa 9C berkumpul dan berbaris dengan rapi dihadapan Bu Devi, baik siswa laki-laki maupun perempuan. "Bu…. maafkan kami". Kata Alexa memulai pembicaraan "Kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kami lagi." Kata Gio berbicara menyesali perbuatannya tadi.


        Karena bu Devi mempunyai hati yang pemaaf jadi ia kembali ke lapangan untuk mengajar kami kembali. Bu Devi berkata kepada kami semua

 

         " Sekali lagi kalian tidak menuruti perintah Ibu, Ibu tidak akan mengajar kalian lagi terutama menjadi wali kelas kalian" Ucap Gio ,Noven dan kami semua, "Iya Bu, kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi". Akhirnya para siswa laki-laki tidak menolak tugas mereka lagi.

    Saat kamu tidak menuruti perkataan orang tua atau gurumu sehingga ia kecewa dengan ucapanmu yang tidak baik, maka perkataanmu itu akan meninggalkan bekas luka di hatinya. Jadi hormati lah Guru mu, walaupun engkau telah memohon maaf dan dimaafkan oleh gurumu, tetapi luka di hatinya tidak akan pernah hilang.     

 

            "Janganlah sampai engkau menyakiti hati gurumu, karena jikalau engkau menyakiti hati nya, niscaya engkau tidak akan mendapatkan keberkahan ilmunya".

 

Nama Penulis : Alexa Noviana Christeen

         Kelas : 9C

         Mapel : Bahasa Indonesia 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar