BENARKAH BERPACARAN BISA MENINGKATKAN PRESTASI DI USIA REMAJA?
Masa remaja adalah masa yang indah.
Sering sekali masa remaja diidentikkan masa remaja dengan masa pencarian
identitas. Satu proses masa yang semua anak manusia sedang dan akan terjadi
dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta
peristiwa terjadi dan sering menciptakan ide-ide cemerlang dan positif. Namun
demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi.
Salah satu hal yang menarik dan terjadi
dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau
tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang
menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum
mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila
pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja, serta menjadi salah
satu penumbuh rasa percaya diri untuk beberapa anak remaja. Benarkah pacaran
dimasa remaja bisa meningkatkan prestasi?
Pada sebagian remaja berpacaran
merupakan bentuk aktualisasi diri dalam pergaulan. Apabila seseorang bisa
membuat perhatian orang lain apalagi itu adalah lawan jenis dianggap merupakan
sebuah prestasi.
Pada saat ini, para remaja sudah
melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua. Mereka
sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan
salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu
yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat
perhatian dari lingkungan sekelilingnya. Di kalangan remaja, memiliki banyak
kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan,
makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.
Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan,
pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu
pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran.
Apabila si remaja berusaha mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka
remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi oleh teman-temannya.
Dampak berpacaran diusia remaja dengan berpacaran seseorang akan mampu bersosialisasi dengan pasangannya, sehingga dia mampu mengetahui karakteristik seseorang dan membuat dia tidak canggung dalam bersosialisasi dengan orang asing yang baru dia jumpai. Remaja tersebut telah belajar bersosialisasi dengan pasangannya. Bagi remaja (siswa) pacaran merupakan sesuatu yang sudah biasa dilihat atau juga dilakukan oleh para remaja (siswa), secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka menjadi menurun atau semakin giat belajar, Berpacaran dapat membuat prestasi belajar seorang siswa menurun antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, ketika belajar seorang siswa yang berpacaran pasti akan terganggu konsentrasinya untuk belajar karena pasanganya selalu mengirim SMS kepadanya dan siswa tersebut pasti hanya fokus untuk membalas SMS pasangan dan melupakan waktu belajarnya, kemudian siswa yang berpacaran juga dapat membuat malas untuk masuk sekolah di saat bertengkar dengan pasangan atau berpisah dengan pasangan karena malas bertemu denganya di sekolah.Sering juga terjadi kekerasan fisik, kekerasan seksual, hamil diluar nikah, dan penyebaran penyakit menular.
Pada dasarnya berpacaran saat remaja merupakan hal
yang tidak baik karena berdasarkan usia dan aspek psikologis seorang
remaja belum siap, tetapi apabila hanya untuk mengenal satu-sama lain dan dalam
batas sewajarnya hal tersebut tidak apa-apa dilakukan terutama untuk
meningkatkan prestasi belajar mereka sendiri akan tetapi peran orang tua dan
guru sangat penting agar mereka tidak terjerumus dalam perilaku-perilaku tidak
baik yang ditimbulkan. Dalam melakukan hubungan pada saat remaja seperti
berpacaran, hendaknya seorang remaja fokus untuk belajar saja dan meraih
cita-cita. Menyadari besarnya pengaruh eksternal dalam berpacaran usia remaja
pelajar, para orang tua menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan guru
dan lingkungan sekitar termasuk dengan para remaja supaya terjadi keterbukaan
antara remaja dan orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar